Energi vital (chi) yang tidak imbang bisa menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya perdarahan rahim, nyeri tulang belakang, atau vertigo. Zunaidi memakai terapi pijat dan besi kuning untuk mengatasinya.
Enam bulan silam, Rini (46) mengalami perdarahan. Darah keluar dari lubang kemaluannya dalam jumlah cukup banyak. Hal itu membuatnya sering posing karena Hb, darahnya turun drastis. Wajar saja bila ia sering tak sadarkan diri.
Perempuan dengan best badan 75 kg ini mengaku telah mencoba berobat ke mana-mana. Pada Januari 2005, ia menjalani kuret sebanyak dua kali.
"Saat diperiksa, saya dinyatakan hiperplasia atau kelebihan hormon estrogen, katanya. Inforgiasi medis lainnya, ia diramal bisa menderita kanker rahim. Februari lalu, saat perdarahan terjadi lagi, ia disarankan untuk dikuret lagi. Rahimnya pun harus diangkat. "Trauma dengan kata kuret, saya tak menyanggupinya. Saya coba mencari pengobatan alternatif," tutor perempuan beranak tiga ini.
Pada Maret lalu, oleh ibunya Rini dikenalkan kepada Zunaidi, akupunturis dan herbalis di daerah Ciracas, Jakarta Timor. Sang ibu adalah pasien Zunaidi untuk gangguan diabetes. Lewat penanganan secara intensif dengan tusuk jarum dan konsumsi herbal, kadar gula darah ibunya bisa terkontrol tanpa obat-obatan.
Begitu pula dengan dirinya, setelah melakukan perawatan akupuntur dan terapi tongkat kuning, perdarahannya tak lagi datang. Selama tiga bulan, kata Rini, kaki dan perutnya ditusuk dengan jarum akupuntur. Daerah tusukan itu untuk menguatkan chi di daerah rahim dan hati.
"Sejak Juni lalu, saya tak lagi mengalami perdarahan. Dari hasil pemeriksaan dokter, kondisi saya mengarah pada perbaikan yang menyeluruh. Rahim saya pun tak jadi diangkat," katanya bangga.
Chi Harus Seimbang
Menurut Zunaidi, seni pengobatan akupuntur mengenal chi (energi vital), dash, dan cairan tubuh yang merupakan komponen utama dalam membentuk dan memelihara tubuh manusia. Ketiganya merupakan tempat bergantungnya fungsi semua organ tubuh.
Secara mekanik chi mempertahankan kegiatan fisiologis yang normal. Bila aliran chi tidak seimbang akan mengakibatkan kenaikan tingkat chi dan pelepasan chi. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya penyakit.
Sirkulasi darah dalam pembuluh darah berfungsi memberikan zat gizi dan melembabkan organ. Ada pun cairan tubuh yang terdiri atas cairan berbagai organ dan sekresi tubuh normal berfungsi menjaga organ dalam kondisi tetap lembab dan berubah menjadi darah.
Pada kasus Rini, kata Zunaidi, penusukan dilakukan pada titik-titik meridian hati, mulai dari ibu jari kaki sisi luar terus naik ke paha bagian dalam, di daerah kemaluan, terus ke atas sampai ke hati. Selanjutnya, di daerah rongga tengah perut timbul sebuah cabang yang menuju ke lambung dan naik ke paru-paru.
"Cabang lainnya, dari hati langsung ke leher, pangkal lidah, mengitari bibir, menembus mata, hingga ubun-ubun. Ada belasan titik yang harus ditusuk, tetapi ada satu titik yang wajib diikutsertakan setiap kali terapi, yakni titik yang lokasinya terletak di atas lekukan antara ibu jari kaki dan jari telunjuk," ujarnya.
Selain perdarahan rahim, Zunaidi juga kerap menangani pasien yang mengalami gangguan nyeri tulang belakang, vertigo, dan obesitas. Untuk gangguan nyeri sendi, ia biasa menggunakan titik K54 (letaknya di tengah-tengah lipatan lutut bagian belakang), zusanti, dubi, yinlingquan, xiyangguan, dan beberapa titik tambahan lain.
Lamanya penusukan untuk semua kasus antara 30-45 menit. Rentang waktu untuk datang terapi 2-3 hari sekali.
Zunaidi menambahkan, kasus nyeri karena sumbatan, rasa baal, atau bekas benturan, terapinya ditambah pemanasan dengan alat, semisal moksibasi atau TDP. Untuk pasien yang mengeluh sering pusing karena ada sumbatan energi, laki-laki murah senyum ini menawarkan terapi gurah, kop, atau bekam.
Untuk mereka yang menderita obesitas, ia selalu mengingatkan menjaga pola makan. Pasien juga dianjurkan tidak makan setelah pukul 18.00.
"Akupuntur untuk obesitas, mengantar metabolisme dalam tubuh supaya lancar. Bila semua pantangan yang saya berikan dijalani pasien, penurunan bisa mencapai 4-5 kg untuk 10 kali pertemuan, bahkan ada yang sampai 20 kg," ungkapnya.
Selain dengan jarum akupuntur dan alat pemanas, Zunaidi juga memberikan resep herbal untuk menunjang percepatan kesembuhan. Contohnya, sidaguri untuk pasien dengan keluhan nyeri sendi, temulawak untuk melancarkan peredaran darah. Kesemua herbal yang diberikan sudah dalam bentuk kapsul, rata-rata diminum 2 kali sehari.
Empat Diagnosis + 1
Seperti umumnya pengobatan Traditional Chinese Medicine (TCM), Zunaidi juga menggunakan empat cara diagnosis, yakni melakukan pengamatan (pemeriksaan umum, seperti warna wajah), deteksi suara dan bau (menganalisis suara pasien dengan memperhatikan pola pernapasan), interogasi (menanyakan kepada pasien tentang penyakit, gejala, maupun sensasi), dan pengambilan denyut nadi (menilai perubahan denyut nadi pasien dengan menentukan sirkulasi chi dan darahnya).
Namun, ada satu diagnosis unik yang dimilikinya, yaitu deteksi dengan besi kuning. Alat ini terdiri dari dua bentuk, bolpoin dan tongkat kecil berkepala ular. Fungsi kedua besi itu untuk mendeteksi sekaligus menarik dan menyedot energi negatif yang bercokol di dalam tubuh pasien. Kedua benda itu secara teori keseimbangan bila dikaitkan, cocok dengan teori yin yang.
"Keseimbangan ada yang berbentuk nyata dan abstrak atau gaib. Setelah melakukan empat cara diagnosis TCM, saya gunakan besi kuning berbentuk bolpoin lalu ditekankan pada ujung jempol kaki. Bila ada energi negatif dalam tubuh pasien, tangan saya bergetar. Selanjutnya, saya merasakan adanya panas yang tak merata masuk ke dalam tubuh," tuturnya.
Bila hal itu dirasakan, secepat kilat ia akan memasukkan energi negatif itu ke dalam besi kuningnya. Jika dirasa masih ada sumbatan energi negatif, ia menggunakan besi berkepala ular untuk dipukul-pukulkan pada titik-titik meridian di tubuh pasiennya.
Selanjutnya, besi kuning berbentuk bolpoin ia tekankan kembali pada ujung jempol kaki pasien. Setelah proses tarik menarik energi negatif selesai, ia baru menggunakan jarum akupuntur untuk ditusukkan pada titik-titik meridian tubuh.
Sumber : Senior
Pak, knp klo abis acupressure / acupuncture pendarahan haid saya malah tambàh parah? Memang prosesnya begitu ya? Makasih