Entah mengapa, sejumlah kuis-kuis ditelevisi yang menguji keberuntungan sangat digemari oleh masyarakat. Ini pula yang menggelitik sejumlah ilmuwan dari California Instintute of Technology, Pasadena, AS untuk melakukan penelitian tentang otak dalam hal pengambilan keputusan berdasarkan risiko.

Studi tersebut melibatkan 19 wanita dan pria dewasa usia 18-30 tahun yang dipastikan tak memliki riwayat penyakit mental dan bukan pula penggila judi. Para ilmuwan memasang functional magnetic resonance imaging (FMRI), yang menghasilkan gambar tentang kondisi alirah darah di otak.

Proses penelitian dimulai dengan membagikan uang kepada responden masing-masing $25. Dihadapan mereka lalu dijajarkan 10 kartu dalam kondisi tertutup. Masing-masing diminta menebak mana yang memiliki angka lebih tinggi, kartu pertama atau kedua dengan mempertaruhkan uang $1 miliknya. Setelah uang dipertaruhkan, kartu pertama kemudian dibuka. Nah saat mereka melihat angka pada kartu itulah para peneliti memfokuskan penelitiannya. Sebab saat itulah para responden sudah memiliki cukup informasi untuk menaksir secara tepat risiko uang yg telah dipertaruhkan sekaligus mengharapkan hadiah yang bakal diterima jika tebakannya benar.

Dari penelitian tsb, Kerstin Preuschoff -salah seorang peneliti- mengatakan berhasil menemukan satu daerah di otak yang berkaitan dengan perilaku seseorang yang hobi bertaruh. Bagian otak itu terletak di daerah subcortial. Disana terdapat alur-alur kecil di otak yang berperan dalam mempertimbangkan risiko dan hadiah. Bagian otak itu dikontrol oleh jormon dopamin penghantar saraf. Dopamin membantu memerintah gerakan, respon emosional dan kemampuan merasakan kesenangan ataupun rasa sakit.

Dengan memahami alur-alur tsb, Preuschoff mengatakan mungkin bisa dikembangkan cara-cara penanganan penderita gangguan mental seperti penderita gangguan bipolar dan skizofrenia misalnya dengan menggunakan zat-zat adiktif tertentu yang dapat mengurangi jumlah dopamin dalam otak. Orang-orang yang menderita gangguan tsb seringkali mengabaikan/meremehkan risiko seperti yang dialami oleh banyak penjudi sehingga bukannya menjadi kaya malah justru makin miskin dan hidupnya berantakan.