Kondisi kesehatan seseorang ternyata bisa diteropong melalui dengkulnya. Dengan menggunakan jari-jarinya, pengobat alternatif Petrus Kanisius Sularso menelusuri seputar dengkul pasien guna memastikan penyakitnya. Setelah itu, ia akan melakukan terapi pijat untuk proses penyembuhan.

Petrus Kanisius Sularso yang buka praktek di Gegerkalong Hilir, Bandung, Jawa Barat itu menjelaskan metode pengobatannya yang mengambil teknik terapi pijat zona meridian. Yaitu, seni pemijatan di titik pusat urat saraf tertentu yang berhubungan dengan organ tubuh.

"Tujuannya untuk menstimulasi peredaran darah yang akan membawa makanan ke berbagai organ tubuh serta mengangkat sisa endapan kotoran yang dikeluarkan oleh tubuh lewat keringat, pernapasan, air seni, dan tinja," kata pria yang akrab dipanggil Sularso itu.

Upaya itu dilakukan karena ia yakin setiap penyakit pasti ada obatnya. Lewat pijat zona meridian yang dikombinasikan dengan terapi herbal, Sularso berusaha menyembuhkan penyakit pasiennya.

Pada pertemuan pertama, Sularso akan mencoba mendeteksi gangguan yang dialami pasien dengan cara memijat daerah dengkul (lutut) kaki kiri. Bila pasien merasakan sakit, berarti ia menderita tekanan darah tinggi.

Tahap kedua, ia memijat ujung kaki pasien. Pijatan diawali dari ujung telunjuk kaki kiri, lalu ke ruas jari tengah, jari manis, kelingking dan jempol. Ritual serupa dipakai juga untuk memijat kaki kanan.

Setelah itu, ia akan memijat titik-titik akupresur di daerah telinga. "Saya melakukan pijatan di titik nomor 8, yang berada di ujung bawah tragus, selama 10 menit searah jarum jam. Pijatan secara terus-menerus di titik itu mampu memyembuhkan gangguan darah tinggi," paparnya.

Sebaliknya bila ingin menaikkan tekanan darah, ia akan menyasar titik nomor 33. Titik 33 ini terletak di triangular fossa. Lewat penekanan di titik-titik ini pasiennya akan terbebas dari sakit kepala dan tekanan darah rendah.

Menurutnya, pijatan yang dilakukannya itu tidak harus pas 10 menit. Bila instingnya mengatakan ia harus terus memijat, ia akan memijat selama mungkin hingga dirasa cukup bagi si pasien. Sebaliknya bila instingnya mengatakan berhenti, meski belum 10 menit, ia akan menghentikan pijatannya.

Pasien akan merasakan sakit saat dipijat pertama kali. Namun, selanjutnya pasien akan merasakan badannya lebih nyaman dan enteng. Untuk gangguan darah tinggi pasien cukup berobat sekali.

Selain memijat, Sularso memberikan pengetahuan tentang terapi buah dan herbal kepada pasiennya. Contohnya untuk pasien yang mengalami pendarahan tak kunjung henti, ia biasa memberikan resep jus timun yang dicampur dengan daun umbi bawang prei, serta umbi daun bawang merah.

Untuk mengatasi gangguan mata minus, ia menganjurkan pasien mengompres keningnya dengan campuran 6 lembar daun nampu dan 1 sendok bebek adas pulowarsa.

Sebagaimana pengobat yang berjiawa sosial, Sularso tidak memasang tarif, ia menerima berapapun pemberian pasiennya.

Kekuatan pijat Sularso dirasakan benar oleh Sudarmadi Nitiharjo (75) yang mengalami gangguan jantung koroner sejak 10 tahun lalu. Ia mengaku beruntung mengenal Sularso sebelum dokter melalukan operasi by-pass untuk mengobati penyakit jantunya. Lewat terapi pijat Sularso, Sudarmadi terbebas dari penyakitnya.
Pada pertemuan pertama, pangkal paha Sudarmadi dipijat oleh Sularso itu selama satu jam. Setelah itu, Sudarmadi diharuskan datang 15 hari kemudian untuk menjalani terapi yang sama. Setelah dua bulan, Sudarmadi tidak lagi mengalami gangguan di jantungnya. Kolesterol darahnya normal dan tekanan darahnya tetap stabil.

Berbeda dengan Supratmi penjual bunga asal Boyolali, Jawa Tengah. Ada gondok di leher ibu satu ini. Dokter menganjurkan tindakan operasi. Namun, Suprapmi menolak karena kekurangan dana.

Suatu siang, saat sedang berjualan, ia bertemu Sularso, yang memberinya resep herbal berupa jus nanas tua dicampur selada bokor. Ramuan itu harus dikonsumsi setiap hari. Ajaib! Setelah mengonsumsi ramuan itu selama 15 hari, gondok Supratmi hilang tak berbekas.

Pasien lainnya, Prasetyo (35) dipijat Sularso karena mengalami gangguan maag kronis. Setelah dipijat di bagian telinga luar, ujung kaki dan ujung tangan selama setengah jam, nyeri lambung tak lagi dirasakannya. Meski tak sakit lagi, ia dianjurkan Sularso mengonsumsi berbagai jus herbal.

sumber : suara karya