Tarot adalah jalan utama, artinya jalan keluar dari setiap permasalahan. Kartu tarot, yang berjumlah 22, merupakan lambang perjalanan bintang yang erat kaitannya dengan siklus kehidupan manusia. Lewat lambang-lambang tersebut, Ani Sekarningsih menerawang “nasib” perjalanan hidup dan kesehatan manusia.
Menurut Ani, demikian tarot rider (pembaca tarot) itu biasa disapa, ramalan dengan kartu tarot sudah ada sejak masa Nabi Musa. Pada masa itu tarot berkembang di lingkungan bangsa Ibrani, yang kemudian berproses dalam kurun waktu sangat panjang dan dikenal sebagai ilmu Qaballa.
Tarot berarti jalan utama hidup. Bangsa Mesir menyebutnya Jalan Bangsawan, jalan mengarah yang baik. Dalam bahasa Sansekerta dikenal sebagal Rota , yang berarti roda, dalam roda hidup. Bangsa Arab menyebutnya Turuq, empat jalan, sebagaimana empat gambar yang terdapat pada Arkana Penunjang.
Kemudian lahir cabang ilmu jiwa. Alfred Carl Jung melihat kartu tarot sebagai sebuah upaya tradisional untuk menenteramkan kegelisahan dan kecemasan seseorang.
Pada permulaan abad 12 hingga 15, ilmu ini berkembang pesat di daratan Eropa sampai pada abad pencerahan, yang memisahkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Pada masa itu ilmu ini ditentang karena dianggap terkait dengan ajaran yang tidak rasional.
“Sebaliknya, bagi kaum yang arif, ilmu ini menarik untuk dikaji. Sebagaimana pekerjaan ilmuwan fisika, yang menemukan pengetahuan alam semesta atau materi atom,” kata Ani.
Penemu bahasa simbol kartu tarot berpendapat, di balik lambang kartu ada energi yang tidak tampak. Sampai hari ini hal tersebut masih mengundang minat orang untuk menggali misteri dibalik semua lambang, yang catatannya tersimpan di Museum Fez di Maroko.
Ke-22 kartu tarot merupakan lambang perjalanan bintang yang erat kaitannya dengan siklus kehidupan manusia. Sayangnya, seni tarot di Indonesia masih terbatas karena sikap malu-mahu dan anggapan tidak ilmiah yang dilontarkan beberapa kalangan.
Asah Ketajaman Rasa
Seni membaca tarot tidak berbeda dengan sebuah kunci untuk membuka pintu. Kartu tarot tidak mengandung unsur kegaiban yang membawa kemukjizatan atau jalan pintas untuk mencapai tujuan akhir yang menyenangkan hawa nafsu.
Sebenarnya kita mengasah ketajaman rasa dalam menerima gerak napas kehidupan yang bergejolak dengan hati tenang bila sering membaca lambang Arkana Utama atau Arkana Penunjang.
Membaca tarot tak ubahnya seorang pengemudi yang memusatkan seluruh perhatian pada tanda-tanda lahu lintas berupa tanda-tanda alam, letak bintang, letak pohon, arah mata angin, atau titik-titik persimpangan. Membaca tanda-tanda tersebut mengantarkan kita ke tempat tujuan dengan risiko sekecil-kecil-nya.
Berkonsultasi melalui pembacaan kartu tarot bisa sebagai salah satu terapi penyembuhan yang bersifat kejiwaan dan fisik. Tarot bukan semata-mata kartu ramalan masa depan yang telah menjadi takdir seseorang tetapi bisa digunakan sebagai jalan keluar saat jalan seseorang membentur dinding dalam menghadapi suatu masalah.
Bagi Ani, tarot bukanlah ilmu meramal. Sebab, tak ada manusia yang bisa meramal suatu kejadian, kecuali membaca pola dan peta jiwa melalui lambang-lambang. Permutasian (kombinasi dari getaran kartu) peta jiwu itu sebanyak 10 pangkat 105 gambar dan pola jiwa.
Jadi, bisa dibayangkan bagaimana rumitnya jiwa. Kerumitan itulah yang akan dicarikan jalan keluarnya. Contohnya, untuk urusan perselingkuhan, putus cinta, kesehatan, atau tak diterima di suatu perguruan tinggi. Tentu saja, seseorang tak boleh tenggelam dan harus mencari solusinya.
"Lewat pemahaman tebaran kartu tarot, saya akan mensikronkan keluhan pasien dengan gambaran jiwanya," katanya.
Berkata Positif
Seperti halnya ahli tarot dunia, Ani menerapkan ketertiban di ruang praktiknya, baik pada dirinya maupun pasien. Bila perlu ia kan memutar lagu-lagu berirama tenang.
Saat kartu dikocok, ia menciptakan suasana hening dan tenang. Sambil mengajak pasien memusatkan pikiran, Ani akan terus mengocok kartu. Sejurus kemudian, ia mempersilakan pasien mengutarakan isi hatinya. Selanjutnya, pasien mengambil sebuah kartu yang sudah ditatanva di meja.
Saat mengambil kartu, pasien diminta untuk mengutarakan persoalannya. Ia mengingatkan, pasien harus menggunakan kalimat positif dalam setiap ucapan, meskipun cuma dalam hati. Contohnya, bila seseorang berada di rumah sakit, pertanyaan yang tak boleh adalah: "Apakah orang ini akan meninggal?" Seharusnya, “Apakah dia akan sehat?”
Kalimat positif juga berlaku bagi pasien dengan keluhan tentang percintaan atau karier. Maksudnya, untuk melatih kerja otak kanan yang sekian lama lumpuh. Sebab, orangtua selalu mengajarkan anaknya dengan kata-kata “jangan”. “Kata jangan merupakan hal negatif,” tuturnya.
Setelah pasien menggenggam sebuah kartu, Ani memintanya untuk membuka perlahan-lahan. Berikutnya, ia mulai menata kartu sisa yang berada di tangannya.
Lewat kartu di tangannya dan gabungan dengan kartu yang diambil si pasien, biasanya ia akan menemukan suatu pesan penting dan intuisi bagi pasiennya. Contohnya, kartu The Magician merupakan kartu permulaan hidup, The Fool adalah perwujudan kartu nol, The high Priestess (kartu dua), Temperance (kartu 14), The Tower (kartu 16).
Ada beberapa penataan kartu, dikenal sebagai tebaran yang dipakai untuk mengetahui jawaban setiap persoalan pasiennya, yakni tebaran 3,4,5,9, tebaran khusus, dan tebaran cakra. Secara khusus, tebaran cakra membantu menelusuri sumber penyakit secara psikologis dan mampu menunjukkan daerah tertentu di tubuh pasien yang memerlukan keseimbangan. Kartu ini akan memusatkan arah pada tujuh tempat yang bersifat fisik, psikologis, dan pusat energi spiritual dalam tubuh.
Soal biaya konsultasi, ia memasang tarif Rp 300.000 per satu jam. Ia membatasi waktu konsultasi karena banyak pasien yang mengulang pertanyaan yang sama. Meski meyakini hidup ini sebuah rangkaian pertanyaan, ia berharap, sekali datang, pasien bisa mendapatkan segudang wawasan untuk diterapkan dalam kehidupannya.
Soal biaya konsultasi, ia memasang tarif Rp 300.000 per satu jam. Ia membatasi waktu konsultasi karena banyak pasien yang mengulang pertanyaan yang sama. Meski meyakini hidup ini sebuah rangkaian pertanyaan, ia berharap, sekali datang, pasien bisa mendapatkan segudang wawasan untuk diterapkan dalam kehidupannya.
Ani juga menyediakan waktu untuk mendidik tarot rider agar mampu memberikan rasa percaya diri dan menyugesti pasien menjadi pribadi yang berhasil.
Sumber : kompas.com
0 Responses to "Menerawang Nasib Melalui Tarot"