Saat ini riset iptek medis mengatakan kebanyakan penyakit manusia disebabkan oleh mutasi sel pada gen. Banyak ilmuwan dan dokter berusaha mencari metodologi yang spesifik untuk mengubah gen yang kacau tersebut.

Tetapi ini bukanlah situasi yang melibatkan sedikit sel dalam tubuh. Oleh karena itu memperbaiki gen yang bermutasi dalam tubuh manusia tidaklah mudah.

Dikarenakan sel normal dan abnormal pasien berasal dari induk yang sama, sangatlah sulit membedakan keduanya.

Meskipun ilmuwan berusaha menggunakan virus, antibodi, dan cara lainnya untuk mengenali target protein pada mutasi sel yang hanya bisa ditemukan pada sel abnormal untuk menggantikan gen yang kacau dengan gen sehat, sangatlah sulit untuk bisa mencapai hal tersebut, malah mungkin akan terjadi banyak komplikasi. Jadi terapi gen adalah mimpi yang tidak mungkin bisa dicapai di masa depan semasa kita hidup.

Pada studi terbaru dewasa ini, sebagian ilmuwan telah mengubah cara berpikir mereka mengenai bagaimana mengubah aktivitas sel. Sebuah studi yang dipublikasikan pada 2005 dalam Journal of Alternative and Complementary Medicine, sebuah grup yang dipimpin oleh Dr. Lili Feng dari Baylor College of Medicine in Houston, Texas, menemukan perbedaan sangat besar antara praktisi Falun Gong dan non praktisi di dalam ekspresi gen dan fungsi neutrofil mereka. Netrofil adalah sel darah putih yang memainkan peranan penting dalam menangkal serangan benda asing seperti bakteri dan virus.

Menurut artikel riset tersebut, Falun Gong adalah sebuah latihan China kuno terdiri dari meditasi dan menekankan kultivasi spiritual berdasarkan prinsip Sejati - Baik - Sabar. Artikel tersebut mengutip studi pada 1998, yang mengatakan bahwa Falun Gong dilaporkan memberikan dampak ajaib terhadap kesehatan praktisi.

Ilmuwan menggunakan teknologi chip gen untuk membandingkan ekspresi gen antara 12.000 praktisi Falun Gong dan non praktisi. Mereka menemukan ekspresi perbedaan pada lebih dari 300 gen, dan perbedaannya adalah 10 kali lipat atau lebih.

Ini adalah fenomena yang tidak umum dalam riset sel biologi. Contohnya, diketahui bahwa sel normal dan kanker adalah sangat berbeda, karena DNA atau genome akan terbelah beberapa kali dalam sel tumor.
Para peneliti dalam studinya menemukan bahwa jumlah neutrofil dari praktisi Falun Gong berkurang. Selain itu, masa hidup dari neutrofil dari non praktisi yang sehat hanya bertahan selama dua atau tiga jam, tetapi milik praktisi Falun Gong bisa bertahan selama 60 jam.

Mereka juga mengamati dari morfologi mereka, bahwa neutrofil praktisi seluruhnya berbeda, tidak seperti populasi umum di mana netrofil biasanya mati sebelum diferensiasi selesai, mirip dengan orang yang tiba-tiba meninggal sebelum menyelesaikan masa hidup mereka seharusnya. Akan tetapi milik praktisi bisa hidup sampai masa hidup mereka yang seharusnya.

Dari penemuan ini, kita bisa menduga bahwa netrofil yang lebih sedikit pada praktisi Falun Gong mungkin berfungsi untuk daya tahan dari infeksi eksternal lebih efisien karena hidup mereka lebih lama. Karena neutrofil tidak begitu diperlukan oleh praktisi Falun Gong, jumlah aktivasi dan aktivasi kembali mekanisme cairan antibodi mereka tidak sebanyak non praktisi. Karena itu tidak mudah terkena alergi, asma, penyakit autoimun, dan penyakit kelainan imun lainnya.

Saat ini penghijauan semakin berkurang seiring meningkatnya bangunan pabrik, jalan raya, dan konsekuensi urbanisasi lainnya. Perubahan lingkungan hidup manusia ini terus mengakibatkan stimulasi terhadap sistem imunisasi manusia dan mudah mengakibatkan alergi.

Faktanya, banyak anak kecil masuk ke rumah sakit karena alergi. Tetapi dokter menyatakan sangat sulit menyembuhkan alergi secara sempurna menggunakan terapi obat yang ada.
Salah satu jalan untuk terbebas dari banyak penyakit adalah dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga bisa mempunyai pertahanan nyata terhadap invasi bakteri. Dalam studi ini, ilmuwan menemukan bahwa kultivasi Falun Gong adalah jalan yang baik untuk memperkuat sistem imunisasi.

Sumber : erabaru.or.id