TUJUH tahun lalu, Ira Arisanti masih bekerja di sebuah perusahaan swasta dan baru saja sembuh dari sakit. Untuk memulihkan imunitas tubuhnya, ia memilih olah tubuh yoga. Pada tahun 2006, setelah sekian lama merasakan manfaat yoga, ia ”banting setir”. Karier di perusahaan ia tinggalkan dan kini menjadi guru yoga.

Langkahnya untuk berhenti bekerja diakui Ira tidak mudah. ”Sayang juga waktu memutuskan untuk mengakhiri karier. Tetapi, setelah saya timbang-timbang, daripada saya dapat duit banyak, tetapi enggak happy, mending saya jalani aktivitas yang bisa membuat saya bahagia,” kata Ira, awal Desember lalu di Jakarta.
Ia menuturkan, ”kenekatannya” berganti profesi dilakukan setelah ia menemukan banyak manfaat yoga. Hal itu, misalnya, alergi debu pagi yang sekian lama ia derita perlahan-lahan sirna. ”Badan juga tidak gampang capek. Lutut yang dulunya sering linu setelah aerobik, rasa nyerinya juga sudah hilang,” kata perempuan berusia sekitar 30 tahun itu.

Ia merasakan yoga sebagai olah tubuh sempurna karena tak hanya menyentuh fisik dan membakar energi. Yoga, tutur Ira, melatih semua organ tubuh dan membenahi fisik tubuh, pikiran, serta spirit. Semua menjadi ideal karena ada filosofi di dalam yoga, seperti ajaran hidup sehat dan tidak berlebihan.
Pengalaman seperti dirasakan Ira marak terjadi di Jakarta dalam beberapa tahun terakhir. Guru yoga di ”Rumah Yoga”, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Yudhi Widdyantoro, mengisahkan, booming yoga terasa di Ibu Kota saat krisis ekonomi menghantam Tanah Air, tahun 1997-1998. ”Sejak itu peminat yoga melonjak,” katanya saat ditemui di ”Rumah Yoga” belum lama ini.

Yudhi mulai belajar yoga di Pusat Kebudayaan India di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, pada 1991 saat jumlah peserta masih bisa dihitung dengan jari. ”Ketika itu peserta kursus yoga tak lebih dari 10 orang dan kebanyakan peserta kaum ekspatriat. Mungkin karena popularitas yoga yang sudah lebih top di luar Indonesia sehingga banyak peserta waktu itu orang asing,” katanya.

Fenomena sepinya peminat yoga mulai hilang pada 1997 dan makin hari makin padat saja. Yudhi memperkirakan, pertumbuhan sanggar yoga menjamur empat tahun terakhir.

”Saya menganalisis, perkembangan yoga di Indonesia, khususnya Jakarta, terjadi karena pengobatan medis berkonsentrasi pada aspek fisik, sementara dampak krisis ekonomi lebih banyak memukul sisi mental manusia, dan itu, layak disyukuri, ada di yoga,” kata Yudhi.

Bersatu di yoga
Guru yoga asal Kanada, yang aktif mengajar yoga di Bali, Linda Madani (Grondin), menambahkan, yoga adalah bentuk pengembangan spiritual, yang memperkuat sisi fisik, emosi, mental, dan spiritual manusia.
”Yoga bukan mengenai agama, tetapi tentang bagaimana berhubungan dengan hakikat keilahian yang ada dalam diri kita. Keilahian atau hakikat ketuhanan ditafsirkan dalam berbagai bentuk luar sesuai dengan berbagai budaya yang ada di berbagai agama,” kata Linda, awal Desember lalu.
Lebih filosofis lagi, Linda menyatakan, ”Yoga adalah tempat yang aman di mana kita semua dapat bersatu karena orang dari berbagai agama bisa ikut yoga,” ujarnya lagi.

Situs Kedutaan Besar India di Jakarta, senada dengan Linda, menyebut yoga sebagai ”warisan budaya tradisional India dan salah satu sistem brilian dalam pengekspresian diri. Sebuah ilmu praktis untuk meningkatkan kekuatan fisik, mental, dan spiritual”.

Yudhi sependapat dengan Linda. ”Di yoga, hanya ada upaya menyatukan keinginan kita dengan Tuhan. Yoga dengan aktivitas-aktivitas fisik, seperti yang dilakukan di ’Rumah Yoga’, yang disebut Hatha Yoga, hanya salah satu aliran dari yoga yang demikian luas,” ujar Yudhi.

Beberapa postur Hatha Yoga punya manfaat kentara dalam hal kesehatan. Seperti halnya postur Bhusangasana (ular), yang sangat bermanfaat bagi pencernaan. Postur Wikhasan (pohon), yang memperkuat kaki dan konsentrasi diri, serta postur Sirsasana, yang bagus untuk penguatan mental dan aliran darah ke otak.
Ellen Barrett, penulis buku Sexy Yoga menyebutkan, yoga membentuk tubuh yang kuat dan lentur.

Dalam ”skala” paling rendah, seperti jika seseorang berolahraga, yoga juga dapat melancarkan aliran darah. Pada posisi yoga tertentu, seperti posisi elang, gerakan tersebut langsung melatih otot panggul serta melancarkan aliran darah pada panggul. Melatih otot panggul akan membantu seseorang melakukan kontraksi dan relaksasi dengan lebih kuat.

Jadi, selamat menemukan sehat di dalam yoga.
Sumber : Adi Prinantyo (Kompas)