Tidak banyak yang mengetahui bahwa asal muasal istilah jamu berasal dari istilah 'jampi-jampi'. Presiden Direktur PT Martina Berto Martha Tilaar mengatakan, jampi-jampi berarti formula yang berbau magis.
"Dulu dukun atau balian memberikan ramuan-ramuan dengan mengucapkan jampi-jampi yang dimohonkan kepada Tuhan untuk menyembuhkan penyakit tertentu," tutur Martha dalam lokakarya pembukaan program studi herbal Indonesia Universitas Indonesia (UI) di Wisma Makara UI Depok.
Oleh karena asal muasal istilahnya yang dinilai berbau magis inilah, pengembangan produk jamu berbasis warisan leluhur mendapatkan respons negatif sejak tahun 1970. Namun, Martha mengaku tetap serius dalam menggarap bisnis jamunya.
Menurut Martha, pengertian jamu di masa kini tidak lagi terpaku pada pengertian di zaman dulu. Formula jamu di masa sekarang pun semata-mata hanya diberikan untuk bahan atau ramuan tradisional yang berasal dari tumbuhan, hewan atau mineral untuk pengobatan. Untuk meninggalkan kesan lama pun, dalam beberapa forum, istilah jamu sering diganti dengan Traditional Indonesian Medicine (TIM).
Ketua Kelompok Kerja Pelayanan Komplementer dan Alternatif Departemen Kesehatan Merdias Almatsier mengatakan, jamu dikategorikan dalam cara pengobatan herbal, yaitu pengobatan dengan menggunakan bagian tanaman atau ekstraknya yang mengandung bahan berkhasiat untuk tubuh, pencegahan penyembuhan atau peningkatan kesehatan.

Berbeda dengan herbal terstandar dan fitofarmaka yang juga tergolong pengobatan herbal, pada dasarnya jamu tidak melalui uji praklinik atau uji klinik dan bahan bakunya tidak terstandardisasi.

sumber : kompas